Sabtu, 18 Oktober 2014

ENERGI TERBARUKAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM memunculkan kesadaran bahwa selama ini bangsa Indonesia sangat tergantung pada sumber energi tak terbarukan. Energi tak terbarukan cepat ataupun lambat energi itu akan habis. Solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan mengoptimalkan energi terbarukan yang dimiliki negara ini. Di Indonesia sendiri memiliki potensi energi terbarukan sebesar 311.232 MW, namun sayangnya hanya 22% yang dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia. Potensi energi terbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari biomassa. Biomassa adalah bahan organik yang terbuat dari tumbuhan dan hewan. Biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau mati yang yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Biomassa ini mengandung energi yang tersimpan yang berasal dari matahari. Tanaman menyerap energi matahari dalam proses yang disebut fotosintesis. Energi kimia dalam tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan orang-orang yang memakannya. Biomassa dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penggunaan tidak langsung, biomassa diolah menjadi bahan bakar. Contohnya kelapa sawit yang diolah terlebih dahulu menjadi biodiesel untuk kemudian digunakan sebagai bahan bakar potensi biomassa.
Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan produk samping kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan. Kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditi yang mengalami pertumbuhan sangat pesat.indonesia saat ini adalah produsen CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia dan memiliki lahan sawit terluas di dunia. Luas area kelapa sawit di Indonesia tahun 2007 menurut Dirjenbun Deptan diperkirakan mencapai 6,6 juta hektar dan produksi CPO pada tahun tersebut mencapai 17,3 juta ton. Luas area dan produksi diperkirakan akan terus meningkat karena saat ini gencar dilakukan pembukaan lahan-lahan sawit baru, terutama di pulau Kalimantan dan Papua. Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit telah mendorong tumbuhnya industri-industri pengolahan, diantaranya pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) yang menghasilkan CPO. PMKS merupakan industri yang sarat dengan residu pengolahan. Menurut Naibaho (1996) PMKS hanya menghasilkan 25-30% produk utama berupa 20-23% CPO dan 5-7 % inti sawit. Sementara sisanya sebanyak 70-75% adalah residu hasil pengolahan berupa limbah.
 Kebun dan pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah padat dan cair dalam besar yang belum dimanfaatkan secara optimal. Serat dan sebagian cangkang sawit biasanya terpakai untuk bahan bakar boiler di pabrik, sedangkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang jumlahnya sekitar 23% dari tandan buah segar yang diolah, biasanya hanya dimanfaatkan sebagai mulsa atau kompos untuk tanaman kelapa sawit.

 TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) adalah salah satu produk samping pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. TKKS adalah limbah biomassa yang potensial sebagai sumber energi terbarukan. TKKS dapat digunakan sebagai bahan bakar generator listrik. Diperkirakan saat ini limbah TKKS di Indonesia mencapai 20 juta ton. TKKS tersebut memiliki potensi untuk diolah menjadi berbagai macam produk. Beberapa potensi pemanfaatan TKKS antara lain untuk kompos, pulp, bioetanol, dan serat.
















Pengembangan produk samping sawit sebagai sumber energi alternatif memiliki beberapa kelebihan antara lain :
1. Sumber energi tersebut merupakan sumber energi yang bersifat renewable sehingga bisa menjamin kesinambungan produksi.
2. Indonesia merupakan produsen utama minyak sawit sehingga ketersediaan bahan baku akan terjamin dan industri ini berbasis produksi dalam negeri.
3. Pengembangan alternatif tersebut merupakan proses produksi yang ramah lingkungan.
4. Upaya tersebut juga merupakan salah satu bentuk optimasi pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan nilai tambah.


Sumber
 

Popular Posts